Kirab Merah Putih Benteng Nasionalisme Dari Pengaruh Idiologi Asing dan Provokator Imigran Yaman.

Berita166 Dilihat

Jombang, Mediabangsanews.com 

Momentum Peringatan HUT RI yang ke 79 atau kebanyakan masyarakat Indonesia menyebut dengan perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus 2024 menjadi ukuran berapa besar ukuran rasa nasionalisme Masih ada di tengah gempuran paham ideologi asing yang menyerbu di area milenial ini, mengingatkan kembali sejarah  perjuangan memproklamirkan kebebasan bangsa dari penjajahan 350 tahun adalah rasa memiliki atas tanah air dan segala yang ada dalam bumi Pertiwi .

Ormas kebhinekaan  lintas agama dan budaya perjuangan Nusantara Indonesia bersatu PNIB menyambut hari kemerdekaan dengan serangkaian kirap merah putih di berbagai daerah cara PNIB mewujudkan cara nasionalisme secara nyata. pada momen kali ini PNIB DPD kabupaten Jombang Jawa timur pada hari Minggu Tanggal 11 Agustus 2024 dengan mengarak bendera merah putih sepanjang 300 meter dengan start  taman kota ringin contong hingga finis di alun- alun kota Jombang dengan pelaksanaan kirab merah putih tersebut menyiratkan pesan mendalam bagi generasi milenial yang sekarang sedang mengalami krisis rasa memiliki bangsa dan negaranya .

Baca Juga  Bekas Tambak di Sulap Kepala Desa Pranti Hardi Menjadi Tempat Nongkrong dan Sentral Kuliner.

“Kita lahir .dewasa makan dan minum di Indonesia namun Masih banyak yang justru menghargai negara lain ideologi impor dan ceramah pendatang dari Yaman timur tengah dijadikan idola.

pendakwa pribumi yang memegang erat nilai tradisi asli Indonesia Nusantara malah tidak dihiraukan dianggap kolot bukan tentang pribumi dan non pribumi tetapi apa yang ada di sekitar kita adalah milik kita sedangkan yang impor pasti  bukan milik kita” ungkap Gus wal ketua umum PNIB dalam sebuah acara diskusi bertajuk Pancasila .

kirab merah putih PNIB menjadi upaya refleksi sekaligus menyatukan kembali marwah persatuan yang sempat retak karena berebut kepentingan Gus Wal dan PNIB dengan segala kemandirian berupaya menghadirkan kirab merah putih sebanyak- banyaknya” di kota- kota yang bisa terjangkau

Baca Juga  Gerak Cepat Polisi Mojokerto Membantu Pemudik Yang Pingsan di Dalam Bus.

Kita isi bulan Agustus dengan kirab merah putih di sebagai daerah terbuka bagi siapa saja yang Masih mencintai Indonesia dengan cara sederhana namun bermakna didalam-Nya perkuat dan kolaborasikan nasionalisme.

Kebangsaan agama dan budaya untuk menjaga sejarah perjuangan bangsa Indonesia supaya tidak diklaim dan dibelokkan imigran Yaman serta menjaga lingkungan kampung desa kita dan bahaya latin Wahabi khilafah yang melahirkan intoleransi radikalisme separatisme terorisme “pungkas Gus Wal .

(Pan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *