Diduga Jual Atribut Rp375 Ribu, SMA Negeri 1 Manyar Gresik. Pihak Sekolah Saat Dikonfirmasi Saling Lempar Bola Panas

Berita125 Dilihat

GresikMediabangsanews.com

Larangan jual beli seragam dan atribut sekolah sudah jelas di larang dan sudah dituangkan dalam peraturan Permendikbud No 50 Tahun 2022 serta peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010.

Aruran tersebut nampak tidak di indahkan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Manyar Gresik dengan terang terangan menjual atribut kepada siswa.

Atribut tersebut di jual dengan harga Rp.375.000. dugaan jual beli atribut seragam olahraga tersebut mencuat setelah adanya vidio berdurasi 1 menit beredar.

Vidio tersebut memperlihatkan sejumblah siswa mengambil dua stel atribut di lingkungan sekolah. Menanggapi hal tersebut beberapa redaksi media online mengklarifikasi ke pihak sekolah.

Namun sangat di sayangkan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Manyar Ainur Rofiq tidak ada di tempat

Baca Juga  Pemasangan Pipa PDAM Swadaya Masyarakat Desa Gedang Kulut Yang Dikerjakan CV MITRA TEKNIK Diduga Tidak Sesuai RAB

“Pak kepala Sekolah sedang ada workshop pak.” Ucap Lukman Humas SMA Negeri 1 Manyar.

Lanjut Lukman saat di konfirmasi mengenai jual atribud “Kami pihak sekolah tidak terlibat dalam penjualan atribut tersebut. setelah di perlihatkan vidio aktifitas pembagian atribut, raut wajah berubah dan menjelaskan tambahan.

Masih menurut Lukman adtribut tersebut bukan di jual oleh pihak sekolahan melainkan oleh alumni. Ia (Lukman Red) mengklaim bahwa alumni memiliki pengaruh cukup besar kegiatan di sekolah. dan pengaruh dari alumni tersebut di bawah hingga ke pemilihan osis

“Siswa di sini banyak berada di bawah kendali alumni. Misalnya saat pemilihan ketua OSIS, yang terpilih biasanya adalah yang didukung alumni,” ungkap Lukman

Baca Juga  Gelar Sedekah Desa Kades Sugiono Bagaikan Raja dan Ratu

Lebih jauh Lukman menambahkan bahwa dirinya pernah membatasi peran alumni dalam kegiatan sekolah, termasuk dengan tidak melibatkan mereka dalam berbagai turnamen di wilayah Gresik. Ia menilai langkah itu efektif untuk mengurangi dominasi alumni.

Namun, menurutnya, situasi berubah setelah kepala sekolah digantikan oleh Ainur Rofiq. “Entah mengapa kepala sekolah yang baru membuka kembali [keran aktivitas alumni],” ujar Lukman dengan nada menyayangkan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Ainur Rofiq terkait dugaan penjualan atribut maupun kebijakan pelibatan alumni secara aktif di lingkungan sekolah.

(Adi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *