Gresik, Mediabangsanews
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Kelompok 5 menggelar kegiatan sosialisasi dan pendampingan sertifikasi halal untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Brangkal. Acara ini berlangsung pada Sabtu pagi, pukul 09.00 hingga 11.00 WIB di Balai Desa Brangkal dan dihadiri oleh puluhan peserta yang tergabung dalam kelompok PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dan Sekoper (Sekolah Perempuan). Pada Minggu 3/8/2025
Kegiatan ini menghadirkan pemateri sekaligus verifikator halal, Bapak Nur Cahyadi, S.ST., M.M., yang juga merupakan dosen pendamping KKN Kelompok 5 UMG. Dalam paparannya, beliau menyampaikan langkah demi langkah proses pendaftaran sertifikasi halal, mulai dari pengisian dokumen hingga terbitnya izin halal resmi. Tak hanya teknis, beliau juga menekankan pentingnya label halal bagi produk UMKM.
“Label halal bukan sekadar simbol. Ini adalah bentuk legalisasi usaha, jaminan keamanan bagi konsumen, serta strategi memperluas pasar. Produk yang bersertifikasi halal memiliki peluang lebih besar diterima masyarakat secara luas,” jelas Bapak Nur Cahyadi dalam sesi materi.
Setidaknya ada empat poin utama yang disampaikan terkait urgensi sertifikasi halal:
1. Memastikan produk UMK layak edar dan aman dikonsumsi masyarakat.
2. Sebagai bentuk legalitas usaha yang sah.
3. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap keamanan dan kehalalan produk.
4. Membuka peluang pemasaran yang lebih luas, baik lokal maupun nasional.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga, khususnya kaum ibu yang tergabung dalam PKK dan Sekoper. Salah satunya, Ibu Nurul Fatmawati, selaku Ketua PKK dan Ibu Lurah Brangkal, mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
“Materi yang disampaikan sangat penting dan membuka wawasan kami. Awalnya saya pikir halal hanya untuk makanan dan minuman. Ternyata produk seperti kosmetik dan obat tradisional juga bisa disertifikasi halal. Ini sangat bermanfaat bagi para pelaku UMKM di desa,” ujarnya.
Sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung interaktif. Para peserta terlihat antusias, bahkan membawa produk-produk mereka seperti jamu kunyit asam “De Jamoe” untuk mendapatkan arahan langsung terkait potensi produk mereka. Pertanyaan demi pertanyaan muncul, membuktikan tingginya minat peserta terhadap topik yang dibahas.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UMG Kelompok 5 berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kapasitas UMKM lokal, khususnya dalam hal legalitas produk dan kesiapan bersaing di pasar yang lebih luas. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara kampus dan masyarakat mampu menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.
(*)