Artikel Kesehatan oleh Halimah H.R.Z.M, S.Gz Universitas Esa Unggul

Melangkah Menuju Hidup Sehat dan Bebas Hipertensi Melalui “SEHATI” Sentuhan Edukasi Hidup Sehat Tekanan Darah Terkendali

Berita391 Dilihat

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang semakin sering ditemui di masyarakat dimana kondisi ketika tekanan darah lebih tinggi dari nilai normal. Tekanan darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik merupakan tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, diastolik adalah tekanan ketika jantung berada dalam posisi rileks atau istirahat untuk menerima darah kembali ke ruang jantung sebelum memompanya ke seluruh tubuh. Pada kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi, tekanan sistolik sama dengan atau lebih dari 140 mmHg, sedangkan tekanan diastolik sama dengan atau melebihi 90 mmHg. Penyakit ini dikenal sebagai “silent killer” karena sering tidak menimbulkan gejala, namun dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Tanda dan gejala yang dialami seseorang ketika tekanan darah tinggi antara lain sakit kepala, pusing, jantung berdebar-debar, rasa sakit di dada, gelisah, penglihatan kabur, dan mudah lelah.

Bukan Hanya Lansia, Anak Muda pun Rentan

Meskipun hipertensi selama ini identik dengan penyakit usia lanjut, kenyataannya semakin banyak kasus hipertensi yang terjadi pada usia muda. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1% pada penduduk usia ≥18 tahun. Sementara itu, Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan adanya peningkatan kasus pada kelompok usia 25–44 tahun. Bahkan menurut data WHO 2023, lebih dari 30% penderita hipertensi berasal dari usia produktif, dan sebagian besar tidak menyadarinya karena tidak rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Faktor risiko hipertensi di usia muda umumnya dipicu oleh gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi garam dan lemak, kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, stres berlebih, dan berat badan berlebih. Jika tidak ditangani sejak dini, hipertensi pada usia muda dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner di kemudian hari, sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian Journal of Hypertension tahun 2022.

Baca Juga  LSM KOMPAK Akan Laporkan Ketua UPKK Salah Satu Desa Wilayah Kecamatan Kabuh

Hipertensi pada Lansia

Kondisi ini diperburuk dengan gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik, merokok, serta obesitas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa Indonesia termasuk dalam negara dengan tingkat deteksi dan pengendalian hipertensi yang masih rendah. Padahal, hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan komplikasi lainnya yang mengancam kualitas hidup serta produktivitas masyarakat.

Program SEHATI: Mengajak Masyarakat Hidup Sehat Lewat Edukasi

Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan gaya hidup masyarakat, mahasiswi Program Studi Pendidikan Profesi Dietesien Universitas Esa Unggul menginisiasi kegiatan penyuluhan berjudul “SEHATI” (Sentuhan Edukasi Hidup Sehat Tekanan Darah Terkendali).

Baca Juga  Ingin Meraup Keuntungan Dari Momentum PPDB Oknum Guru Rela Jadi Makelar/ Calo

Kegiatan ini diselenggarakan pada 3 Juli 2025 di UPT Puskesmas Cibodasari, dengan sasaran masyarakat dari berbagai kelompok usia, baik muda maupun lansia. Kegiatan ini bertujuan untuk:

• Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga tekanan darah
normal

• Memberikan edukasi seputar pola makan dan pola hidup sehat

• Mendorong perubahan perilaku ke arah gaya hidup sehat dan berkelanjutan

Program penyuluhan SEHATI menekankan pentingnya pengendalian tekanan darah melalui perubahan gaya hidup sebagai berikut.

1. Konsumsi makanan sehat
Terapkan diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension): banyak buah, sayur, produk rendah lemak, biji-bijian, dan kurangi garam, gula, serta lemak trans.

2. Batasi asupan garam Maksimal 1 sendok teh garam per hari (2.300 mg natrium), idealnya 1.500 mg untuk penderita hipertensi.

3. Rutin berolahraga Minimal 30 menit aktivitas fisik sedang (seperti jalan cepat) selama 5 hari seminggu.

4. Jaga berat badan ideal

5. Hindari rokok dan alkohol

6. Kelola stres dengan baik

Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga, atau hobi positif sangat membantu.

7. Minum obat sesuai anjuran dokter Bila sudah terdiagnosis, jangan menghentikan obat tanpa konsultasi.

Baca Juga  Polres Gresik Apresiasi 34 Personel Berprestasi, Kapolres: Jadikan Motivasi Tingkatkan Kinerja

Pemeriksaan Rutin Sangat Penting!

Hipertensi bisa dikontrol, bukan disembuhkan, sehingga pemeriksaan tekanan darah secara berkala menjadi kunci. Bagi Anda yang berisiko atau sudah menderita hipertensi, jadikan pemeriksaan tekanan darah sebagai rutinitas minimal 1 bulan sekali.

Kegiatan SEHATI juga melaksanakan kegiatan olahraga “SEJARI” senam jari untuk mencegah stroke. Program “SEHATI” ini menjadi contoh konkret bagaimana edukasi kesehatan berbasis komunitas dapat memainkan peran penting dalam pencegahan penyakit tidak menular, khususnya hipertensi. Kolaborasi antara institusi pendidikan dan layanan kesehatan seperti ini menjadi langkah nyata menuju masyarakat yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya menjaga tekanan darah sejak dini.

PENUTUP
Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, tak lagi hanya pada lansia, tetapi juga anak muda. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan gaya hidup sehat. Melalui kegiatan edukatif seperti SEHATI, diharapkan masyarakat memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk mengendalikan tekanan darah mereka. Karena dengan tekanan darah yang terkendali, hidup akan jauh lebih berkualitas. Mari cegah dan kendalikan hipertensi, mulai dari diri sendiri, demi masa depan yang lebih sehat!

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *