Pendampingan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Omah Batik Mojo:

Pada Program Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Dengan Pendanaan Hibah Direktorat Riset, Teknologi, Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Skema: Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat 2024

Berita224 Dilihat

SurabayaMediabangsanews.com

Tim Universitas Ciputra melaksanakan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendanaan Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Skema: Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat 2024. Dengan anggota sebagai pengusul diketuai oleh Melania Rahadiyanti, S.T., M.T. Jurusan: Architecture, anggota 1. Dr. Soelistyowati, S.Pd., M.Pd, Jurusan: Fashion Design And Business dan anggota 2. Christina Sudyasjayanti,S.Pd.,M.M, Jurusan: International Business Management. Pada Program adalah fokus utama pada Pemberdayaan Community-Based Womanpreneur: Efektivitas Pada Produksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Omah Batik Mojo Dengan Menggunakan Canting Cap Di Desa Mojowangi Kecamatan Mojowarno-Kabupaten Jombang. Pelatihan berupa workshop pelatihan membatik dengan menggunakan cap batik canting, pembekalan pengetahuan berupa pemasaran dan branding, kelompok ibu-ibu peserta beranggotakan 10 kelompok usaha produksi batik di KUBE Omah Batik Mojo di Desa Mojowangi Mojowarno Jombang.
Solusi pengembangan pada produksi batik dengan teknik cap canting demi meningkatkan dalam berproduksi. Pengetahuan dan keterampilan baru dalam memproduksi batik cap, selama ini anggota menggunakan tehnik batik tulis, sehingga permintaan pasar yang terus meningkat, dari hasil pelatihan peserta mampu menghasilkan batik cap dengan motif yang lebih konsisten dan berkualitas setelah beberapa kali praktik. Ini menunjukkan bahwa keterampilan mereka dalam mengoperasikan alat dan bahan untuk batik cap meningkat signifikan. Hasil yang di dapatkan berupa Batik cap. Dengan metode dalam pembuatan batik yang menggunakan stempel atau cap yang terbuat dari tembaga dengan motif tertentu. Cap ini digunakan untuk mencetak lilin malam di atas kain dengan pola yang sudah didesain sebelumnya. Ciri motif batik dari Mojowangi Kecamatan Mojowarno-Kabupaten Jombang, bunga kenanga, buah mojo. Kawasan ini lah yang menjadi ciri dari buah mojo, Diceritakan oleh Kepala Desa Mojowangi, Pramono Hadi bahwa desa yang dipimpinnya, merupakan kawasan yang banyak terdapat pohon Mojo. “Adanya Pohon Mojo itu pulalah yang melatari nama desa menjadi Mojowangi. Seiring dijadikannya sebagai kawasan pemukiman yang dipimpin Karolus Wiryoguno, Eliser Kuntho, Arteman, dan Kiai Kemasan”.


  Motif Bunga Kenanga Dan Buah Mojo

1. Langkah pertama proses cap, dicelupkan ke dalam lilin tersebut, kemudian dicapkan secara hati-hati ke atas kain primisima. Pola yang tercetak di kain adalah pola yang sesuai dengan desain cap tersebut kegiatan ini diulang hingga seluruh kain tertutupi motif.

Baca Juga  Jum'at Berkah, Polsek Driyorejo Santuni Keluarga Korban Lakalantas

Motif Proses Pengecapan

2. Pewarnaan: Setelah proses pencapan selesai, kain kemudian dicelupkan ke dalam pewarna sesuai warna yang diinginkan. Pada proses batik cap ini menggunakan pewarna remazol, remazol sering digunakan untuk mendapatkan efek yang lebih modern dan berani.
3. Pelorodan (Penghilangan Lilin): Setelah proses pewarnaan selesai, kain akan direndam dalam air panas untuk menghilangkan lilin malam yang menempel pada kain. Hasil akhirnya adalah kain dengan pola batik yang sesuai dengan motif cap yang digunakan.

Proses Kegiatan Pelorodan

4. Finishing: Kain yang telah selesai dipelorod kemudian dijemur hingga kering, dan dilakukan finishing berupa penyetrikaan atau pengecekan kualitas motif. Dengan melalui proses penjemuran. Karena pewarna disperse, proses pewarnaan dengan remazol memerlukan suhu tinggi. Penggunaan pewarna remazol: Umumnya memiliki daya tahan yang baik terhadap pencucian dan sinar matahari, terutama pada kain sintetis. Warnanya lebih stabil dan tidak mudah luntur

Baca Juga  Polres Lamongan Gelar Patroli Perintis Presisi Sinergitas TNI-Polri
Penjemuran Hasil Batik

Hasil produksi anggota KUBE Omah Batik Mojo berupa potongan outer rompi panjang longgar siluet A-line tanpa lengan dan celana panjang potngan karet pada pinggang. Cocok untuk anak generasi muda saat ini untuk kegiatan beraktifitas, yang praktis digunakan sehari-hari. Menggunakan canting cap, motif pinggiran pada ujung celana. Pada outer dengan bunga khas jombang yaitu bunga Kenanga dan mojo dengan pemilihan warna orange yang memberi kesan dinamis.

Hasil Produksi Busana Dengan Batik
Cap Canting

Program dari hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui program Pemberdayaan Community-Based Womanpreneur di Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Omah Batik Mojo dengan penggunaan canting cap. Dengan memanfaatkan canting cap, terbukti efektif dalam meningkatkan kapasitas produksi batik, mendorong kemandirian ekonomi, serta memberdayakan perempuan di komunitas tersebut. Namun, pengembangan strategi pemasaran dan inovasi desain batik perlu terus diperkuat untuk mempertahankan dan memperluas dampak positif pemberdayaan ini. Pengabdian masyarakat dalam bidang batik cap berhasil memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan keterampilan, menambah penghasilan, dan melestarikan budaya lokal. Namun, keberlanjutan usaha ini memerlukan dukungan jangka panjang, seperti pendampingan dalam pemasaran, peningkatan kualitas, dan inovasi produk agar tetap kompetitif di pasar yang terus berkembang. Melalui pelatihan dan pembekalan ini, KUBE Omah Batik Mojo mampu menjaga kesinambungan usaha batik dengan menggabungkan tradisi dan inovasi teknologi sederhana, seperti penggunaan canting cap. Peran generasi muda dan perempuan di daerah tersebut turut berpartisipasi dalam pelestarian dan pengembangan tradisi batik, sekaligus menjadikannya sebagai sumber penghidupan yang berkelanjutan. Selain aspek produksi, hibah ini juga berperan dalam memperluas akses pemasaran KUBE Omah Batik Mojo. Dengan peningkatan kemampuan pemasaran, baik secara lokal maupun melalui media digital, kelompok ini mampu memperluas pasar dan memperkuat keberlanjutan bisnis mereka. Secara keseluruhan, hibah ini memberikan dampak signifikan dalam memberdayakan perempuan di bidang ekonomi dan budaya, meningkatkan kapasitas produksi kelompok, serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi para pemula yang akan merintis usaha produksi batik.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *