Warga Geruduk Kantor Lurah Kenduruan, Tuntut Transparansi Anggaran Proyek Sumur Bor PAM Desa

Berita46 Dilihat

Pasuruan, Mediabangsanews.com

Suasana di Kelurahan Kenduruan, Kecamatan Sukorejo, mendadak tegang pada Jumat siang. Puluhan warga Dusun Mengeng mendatangi kantor kelurahan untuk meluapkan kekecewaan atas krisis air bersih yang telah berlangsung selama empat hari terakhir. pada Jum’at 10/10/2025

Krisis air ini membuat aktivitas warga lumpuh total. Sumber air bersih dari sumur bor milik desa yang dikelola melalui program PAM tidak lagi berfungsi. Kondisi tersebut memicu keresahan dan akhirnya berujung pada aksi spontan warga yang menuntut penjelasan langsung dari pihak kelurahan.

Sayangnya, Lurah Kenduruan yang diharapkan dapat memberikan solusi justru tidak berada di tempat. Warga mengaku sudah berulangkali mencari keberadaan beliau, baik di kantor maupun di rumah, namun tak pernah berhasil ditemui. Bahkan ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp, tidak ada respons yang diterima.

Baca Juga  Polres Lamongan Laksanakan Kegiatan Jumat Curhat Bersama Penggiat Seni Hiburan Kabupaten Lamongan

“Kami sangat kecewa dengan kinerja Ibu Lurah. Di saat kami kesulitan mendapatkan air bersih, beliau seolah tidak peduli dan tidak pernah ada di kantor. Ini bukan pertama kalinya,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Situasi mulai mereda setelah Camat Sukorejo turun langsung ke lokasi untuk menengahi warga. Ia berupaya menampung seluruh keluhan warga dan menjanjikan tindak lanjut dalam waktu dekat. Meski demikian, belum ada jawaban pasti terkait kapan pelayanan air bersih akan kembali normal.

Kepedulian juga datang dari pihak Kapolsek Sukorejo, yang sigap mengerahkan mobil tangki air dari wilayah Pandaan guna membantu warga terdampak. Langkah tersebut disambut positif dan sedikit meredakan ketegangan.

Namun, kekecewaan warga belum sirna. Mereka merasa penjelasan yang disampaikan pihak kelurahan melalui perantara belum bisa diterima sepenuhnya. Warga menilai, absennya Lurah dari lokasi hanya menambah kecurigaan adanya penyimpangan dalam pengelolaan dana proyek sumur bor.

Baca Juga  Jurnalis Akar Rumput Surati Dewan Pers: 'Kami Bukan Wartawan Abal-Abal'

“Ketika Bapak Camat mencoba menghubungi lewat telepon, barulah Ibu Lurah merespons. Padahal kami sudah berulang kali mencoba tanpa hasil. Ini menimbulkan tanda tanya besar bagi kami soal prioritas dan kepedulian beliau terhadap warganya,” ujar Mas Yusuf, salah satu perwakilan warga.

Dalam aksi tersebut, warga secara tegas menuntut transparansi total terhadap anggaran yang digunakan untuk pembangunan dan pengelolaan fasilitas air bersih di dusun mereka. Mereka juga menyoroti iuran bulanan yang selama ini dibayarkan warga, berkisar antara Rp50.000 hingga Rp150.000, namun tak memberikan hasil sesuai harapan.

Menurut warga, Lurah Kenduruan dianggap gagal merespons krisis dan tidak mampu mengelola anggaran desa secara terbuka. Bahkan, muncul tudingan bahwa sikapnya yang terkesan “kebal kritik” telah mengikis kepercayaan masyarakat.

Baca Juga  Ditreskrimum Polda Jatim Tangkap Calo ASN dengan Kerugian Korban Mencapai Rp 7,4 Milyar

Ketegangan sempat meningkat saat suami Lurah, yang juga merupakan mantan kepala desa, ikut membela dengan berbagai alasan yang dinilai warga tidak masuk akal. “Ini bukan dinasti. Kami hanya ingin pelayanan yang adil dan transparan. Jangan karena merasa berkuasa lalu bisa berbuat seenaknya,” ucap salah satu peserta aksi dengan nada geram.

Kini, warga Dusun Mengeng berharap langkah mediasi dari Camat Sukorejo dapat menjadi awal bagi audit dan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Kelurahan Kenduruan, terutama dalam pengelolaan anggaran proyek air bersih. Warga menegaskan, mereka hanya ingin kejelasan, keadilan, dan pelayanan publik yang lebih baik, tanpa praktik penyimpangan dan penelantaran kepentingan masyarakat.

(Tj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *