Kebocoran Pipa PT Vale, Lahan Petani di Lioka Terancam Tak Produktif Puluhan Tahun

Berita908 Dilihat

Towuti, Luwu Timur, Mediabangsanews.com

Kebocoran pipa minyak milik PT Vale yang terjadi hari ini menimbulkan dampak serius bagi lahan pertanian di Desa Lioka, Kecamatan Towuti. Minyak yang merembes ke area persawahan dikhawatirkan membuat lahan petani tidak lagi produktif bahkan hingga puluhan tahun ke depan.

Sejumlah petani menyampaikan keresahan mereka lantaran tanah yang tercemar minyak tidak bisa ditanami dengan baik. Resapan minyak merusak struktur tanah, membunuh mikroorganisme, serta mencemari sumber air irigasi. Kondisi ini dapat menyebabkan lahan gagal panen dan kehilangan produktivitas dalam jangka panjang.

“Kalau tidak segera ditangani, kami khawatir lahan ini mati total. Padahal sawah inilah satu-satunya sumber penghidupan kami,” ungkap salah seorang petani Lioka dengan nada cemas.

Baca Juga  Satreskrim Polres Gresik Tetapkan Satu Tersangka Kasus Tambang Ilegal di Bungah

Hal ini terungkap dalam rapat darurat yang digelar Camat Towuti di aula kantor kecamatan. Rapat tersebut dihadiri oleh pihak External PT Vale, BPBD Luwu Timur, Dinas Sosial, Ketua dan Anggota Komisi III DPRD Luwu Timur, serta sejumlah masyarakat terdampak. Pertemuan itu menjadi wadah untuk mendengar langsung keluhan warga dan membahas langkah-langkah penanganan awal terhadap dampak kebocoran pipa.

Salah seorang warga Lioka menuturkan, kejadian kebocoran pipa ini bukan yang pertama kali. “Sudah tiga kali terjadi, dan yang sekarang ini paling parah. Sebelumnya saja, sejak kebocoran tahun 2000, lahan baru bisa kembali produksi pada 2024 kemarin. Sekarang kami kena lagi dampaknya,” ucapnya penuh kecewa.

Baca Juga  Penghuni Perumahan Mars Sudah Bernafas Lega, Setelah Warga Desa Pranti Beri Ijin Pemanfaatan Fasum Pemakaman.

Adapun hasil rapat meminta pihak PT Vale Indonesia segera melakukan penanganan agar kebocoran bisa terhenti. Selain itu, pemerintah diminta segera membentuk tim bersama yang terdiri dari PT Vale, pemerintah, dan masyarakat Lioka untuk melakukan inventarisasi dampak yang ditimbulkan oleh rembesan minyak.

Dari informasi terpercaya tanah yang terkontaminasi minyak membutuhkan waktu pemulihan 20 hingga 50 tahun apabila tidak dilakukan penanganan khusus seperti bioremediasi. Selain merugikan petani, pencemaran ini juga berpotensi mengganggu ketahanan pangan lokal dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang besar.

Masyarakat berharap PT Vale bersama pemerintah segera turun tangan melakukan pemulihan lahan dan memberikan solusi nyata bagi petani terdampak.

(As/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *