Gresik, Mediabangsanews.com
Untuk mengetahui motif perampokan sadis yang mengakibatkan hilangnya nyawa istri pengusaha di Desa Ima’an, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, hari ini, polisi menggelar rekonstruksi. Begitu banyak masyarakat yang berkumpul untuk menyaksikan rekonstruksi tersebut.
Dari pantauan wartawan di lokasi, ratusan warga desa Ima’an, bahkan warga sekitar ikut berkerumun untuk menyaksikan. Mereka ingin mengetahui secara jelas wajah dari otak pembunuhan yang sudah menjadi DPO (daftar pencarian orang) polisi selama lebih dari setahun.

Acara rekonstruksi digelar pukul 12.00 wib, namun dari pukul 09.00 wib, ratusan warga sudah datang berkumpul untuk menyaksikan.
Berbagai kata sumpah serapah mereka lontarkan saat berada dilokasi. Beberapa warga mengatakan ingin melihat secara jelas wajah yang sudah membuat resah dan menghilangkan nyawa istri pengusaha di Desa Ima’an.
“Ingin lihat langsung otak pembunuhan yang sudah membuat kami semua resah.. Dia (Midhol) selama ini membuat warga ini ketakutan pak. Kami ingin pelaku ditembak saja,” kata salah satu warga dilokasi, Senin, (7-7-2025).
Mereka juga menyoraki pelaku saat datang sampai selesai memperagakan berbagai adegan reka ulang.
Ada juga warga yang menyayangkan perbuatan pelaku, tega menghabisi nyawa seseorang dan mengambil harta korban. Menjadikan putri kecil korban kehilangan sosok ibu untuk selama lamanya.
“Bajingan, lapo mbok pateni Dol, deloken anake saiki gak duwe ibu. Sakno Dol, koen pantes dihukum pati ( Bajingan, kenapa kamu bunuh Dol. Lihat sekarang anaknya tidak punya ibu. Kasihan Dol, kamu pantas dihukum mati)”, teriaknya.
Pelaku (Midhol) hanya bisa diam sembari tersenyum. Terlihat tak nampak penyesalan pada dirinya. Setelah masuk ke rumah korban, Modol langsung memperagakan adegan demi adegan perampokan dan pembunuhan yang dilakukan komplotannya.
Untuk mengantisipasi kericuhan yang mungkin akan terjadi, polisi menyiapkan puluhan anggota untuk menjaga agar rekonstruksi berjalan aman dan lancar. Mencegah akan kejadian yang tidak diinginkan.
“Sesuai perintah Pak Kapolres, kita terjunkan 30 anggota samapta untuk melakukan pengamanan,” kata KBO Satreskrim Polres Gresik Iptu Muhammad Nur Setyabudi.
Selain dari kesatuannya, puluhan anggota Reskrim dari Polres Gresik dan anggota Polsek Dukun juga dilibatkan untuk mengamankan. .
“Alhamdulillah rekonstruksi berjalan lancar meski animo masyarakat sangat besar untuk datang ke lokasi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Midhol adalah salah satu dari tiga komplotan perampok yang menyatroni rumah seorang pengusaha asal Desa Imaan, Kecamatan Dukun, Gresik, Mahfud pada 16 Maret 2024 lalu. Dua pelaku lainnya adalah Sobikhul Alim dan Asrofin. Tak cuma menggasak harta benda, kawanan itu juga mengahabisi istri Mahfud, Wardatun Toyibah.
Rumah Midhol dan Mahfud berdekatan. Bahkan, keduanya saling kenal. Kala itu, pelaku menggasak uang Rp 150 juta yang disimpan korban di laci kamar.
Dalam perjalanannya, polisi sempat meminta keterangan pelaku Sobikhul Alim. Namun tak lama setelah diperiksa, Sobikhul Alim ditemukan tewas bunuh diri dengan menenggak sianida.
Jasad pemuda berusia 20 tahun itu ditemukan di tengah sawah, Desa Wotan, Kecamatan Panceng, Gresik pada 26 Maret 2024. Belakangan diketahui bahwa Sobikhul Alim nekat mengakhiri hidupnya karena takut masuk penjara.
Hal itu sesuai dengan keterangan Asrofin yang ditangkap Sat Reskrim Polres Gresik di Wonosalam, Kabupaten Jombang pada 7 April 2024. Asrofin mengakui bahwa dirinya dan Sobikhul Alim diberi masing-masing Rp 8 juta oleh Midhol. Kini Asrofin tengah menjalani masa hukuman setelah hakim memvonisnya 12 tahun penjara.
Sementara Midhol sendiri langsung kabur membawa ratusan juta rupiah ke luar Jawa setelah merampok. Selama ini Midhol dikenal sebagai preman kampung.
Tiga komplotan perampok bengis itu memiliki peran masing-masing saat beraksi. Midhol memegang peranan vital, ia yang masuk ke kamar korban lalu mengeksekusi atau membunuh Wardatun Toyibah dengan menusukkan sejenis pisau ke leher dan dada korban hingga tewas. Midh juga yang menggasak uang ratusan juta milik korban.
Sementara peran pelaku Asrofin yakni mencongkel pintu belakang dan mengambil handphone milik Mahfud. Sedangkan pelaku Sobikhul Alim turut serta membawa tali untuk mengikat korban jika ada perlawanan.
(74ck).

 
																				





