Sak Karepe Dewe: Tanpa Sosialisasi Menara BTS Berdiri – Warga Banyuurip Bersiap Melawan Daripada Dibantai Gelombang Elektromagnetik

Berita241 Dilihat

Gresik, Mediabangsanews.com

Dusun Banyuurip, Desa Gempolkurung, Kecamatan Menganti – Gresik kini berada di bawah bayang-bayang racun tak kasat mata. Sebuah menara telekomunikasi milik Indosat berdiri tegak di tanah kas desa (TKD) Randupadangan menempel ke pemukiman tanpa sepatah pun pemberitahuan kepada warga yang bakal menanggung akibatnya.

Tanpa sosialisasi. Tanpa peringatan. Tanpa hak untuk menolak. Warga Banyuurip mendadak menjadi sasaran tembak gelombang elektromagnetik dari menara base transceiver station (BTS) yang muncul seperti hantu di tengah kampung.

“Menara itu bukan sekadar tiang. Itu alat pemancar racun. Kami tidak pernah dilibatkan. Sekarang kami yang harus menanggung akibat,” ucap IN, warga setempat, Jumat (8/6/2025).

Menara berdiri legal secara administratif, tapi melanggar secara moral. Lokasinya hanya beberapa meter dari rumah-rumah warga. Radiasi RF yang dipancarkan secara terus-menerus diyakini sebagai biang dari gangguan tidur, nyeri kepala akut, gangguan saraf, hingga pemicu kanker. Ancaman itu kini menyelimuti Banyuurip siang dan malam.

Baca Juga  Anggota Polsek Babat Memberikan Sarkon Alat Pertanian Berupa Sabit Serta Cangkul Merupakan Bukti Polri Peduli Terhadap Masyarakat

Warga menduga keras: Kepala Desa dan perangkat desa Randupadangan menjadi aktor di balik pemilihan lokasi menara. Sebuah keputusan yang diambil diam-diam, tanpa melibatkan warga paling terdampak. Sebuah keputusan yang kini berubah menjadi ancaman biologis terhadap warga yang tak tahu menahu.

Situasi ini bukan sekadar konflik administratif. Ini adalah potret pengkhianatan terhadap hak hidup yang layak. Banyuurip tidak sedang mendapat sinyal, melainkan menerima hantaman senyap dari radiasi yang terus menyusup ke tubuh-tubuh warga tanpa ampun.

Terpisah, Surono, orang yang dikenal sebagai pengurus tower mengatakan, secara administratif, perijinan sudah lengkap. Namun, Surono lalai dan tidak menghiraukan kelangsungan hidup warga yang berdampak. Mungkin, dalam benaknya, kesehatan tidak ada artinya.

Baca Juga  Bersama Masyarakat, Bahu-Membahu Merenovasi Pos Satgas Yonif 512/QY di Kampung Tatakra.

“Coba diarahkan ke desa mawon sudah resmi mboten”, kata Surono melalui WhatsApp pribadinya.

Sementara, belum ada tanggapan dari Indosat. Pemerintah Desa Randupadangan pun memilih diam. Namun, kegelisahan warga kian membara. Kemarahan mulai tumbuh di lorong-lorong rumah, di warung-warung kopi, di sudut-sudut masjid. Banyuurip tidak sedang menunggu jawaban. Warga Banyuurip sedang bersiap untuk “melawan”.

Warga Banyuurip juga berharap agar dinas terkait segera turun ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang ada.

(74ck)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *